九寨沟风景名胜区
( Jiuzhaigou )Jiuzhaigou (九寨沟) adalah taman nasional suaka alam di Sichuan, Cina. Tepatnya di Nanping, sekitar 450 km arah utara dari Kota Chengdu. Nama Jiuzhaigou diambil dari keberadaan sembilan desa Suku Tibet yang dalam bahasa itu disebut sebagai Zitsa Degu (gzi rtsa sde dgu). Dalam Bahasa Inggris tercatat dengan nama Jiuzhaigou Valley Scenic and Historic Interest Area di Situs Warisan UNESCO. Memiliki luas 72.000 hektare di utara Provinsi Sichuan, dan memiliki ketinggian 4.800 meter. Memiliki ragam ekosistem hutan. Adalah tempat tinggal sekitar 140 spesies burung, tanaman langka dan binatang langka seperti Panda.
Untuk suku Tibet, Jiuzhaigou adalah tempat suci dan sumber air sehari-hari. Jiuzhaigou memiliki legenda bahwa disana terdapat seorang dewa gunung bernama Dago yang menyukai Dewi Semo. Dago memberikan kaca yang terbuat dari angin dan awan kepada Semo. Tapi semuanya berantakan waktu roh jahat muncul. Semo memecah kaca itu menjadi 108 bagian yang jatuh ke bumi dan m...Selengkapnya
Jiuzhaigou (九寨沟) adalah taman nasional suaka alam di Sichuan, Cina. Tepatnya di Nanping, sekitar 450 km arah utara dari Kota Chengdu. Nama Jiuzhaigou diambil dari keberadaan sembilan desa Suku Tibet yang dalam bahasa itu disebut sebagai Zitsa Degu (gzi rtsa sde dgu). Dalam Bahasa Inggris tercatat dengan nama Jiuzhaigou Valley Scenic and Historic Interest Area di Situs Warisan UNESCO. Memiliki luas 72.000 hektare di utara Provinsi Sichuan, dan memiliki ketinggian 4.800 meter. Memiliki ragam ekosistem hutan. Adalah tempat tinggal sekitar 140 spesies burung, tanaman langka dan binatang langka seperti Panda.
Untuk suku Tibet, Jiuzhaigou adalah tempat suci dan sumber air sehari-hari. Jiuzhaigou memiliki legenda bahwa disana terdapat seorang dewa gunung bernama Dago yang menyukai Dewi Semo. Dago memberikan kaca yang terbuat dari angin dan awan kepada Semo. Tapi semuanya berantakan waktu roh jahat muncul. Semo memecah kaca itu menjadi 108 bagian yang jatuh ke bumi dan menjadi 108 danau yang berwarna-warni. Danau ini disebut Haizi oleh orang setempat.
Tambah komentar baru