Tikal

Tikal (Tik’al dalam ejaan Maya modern) adalah reruntuhan kota kuno di hutan hujan Guatemala yang dulu mungkin bernama Yax Mutal. Tikal merupakan salah satu kota terbesar dalam peradaban Maya pada zaman pra-Kolumbus. Kota ini terletak di wilayah Cekungan Petén di Departemen El Petén. Situs ini merupakan bagian dari Taman Nasional Tikal, yang dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1979.

Tikal adalah ibu kota sebuah negara yang pernah menjadi salah satu kerajaan terkuat dalam peradaban Maya. Walaupun bangunan-bangunan besar di situs tersebut dapat ditilik kembali ke abad ke-4 SM, Tikal mencapai puncak kejayaannya pada zaman Klasik (200-900 M). Pada masa ini, Tikal mendominasi politik, ekonomi, dan militer wilayah Maya, sekaligus berhubungan dengan wilayah-wilayah lain di Mesoamerika seperti kota besar Teotihuacan di Lembah Meksiko. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa Tikal pernah ditaklukan oleh Teotihuacan pada abad ke-4 M. Setelah berakh...Selengkapnya

Tikal (Tik’al dalam ejaan Maya modern) adalah reruntuhan kota kuno di hutan hujan Guatemala yang dulu mungkin bernama Yax Mutal. Tikal merupakan salah satu kota terbesar dalam peradaban Maya pada zaman pra-Kolumbus. Kota ini terletak di wilayah Cekungan Petén di Departemen El Petén. Situs ini merupakan bagian dari Taman Nasional Tikal, yang dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1979.

Tikal adalah ibu kota sebuah negara yang pernah menjadi salah satu kerajaan terkuat dalam peradaban Maya. Walaupun bangunan-bangunan besar di situs tersebut dapat ditilik kembali ke abad ke-4 SM, Tikal mencapai puncak kejayaannya pada zaman Klasik (200-900 M). Pada masa ini, Tikal mendominasi politik, ekonomi, dan militer wilayah Maya, sekaligus berhubungan dengan wilayah-wilayah lain di Mesoamerika seperti kota besar Teotihuacan di Lembah Meksiko. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa Tikal pernah ditaklukan oleh Teotihuacan pada abad ke-4 M. Setelah berakhirnya zaman Klasik Akhir (550–830 M), tidak ada lagi monumen besar yang dibangun di Tikal. Jumlah penduduk Tikal juga menurun secara perlahan hingga akhirnya kota ini ditinggalkan oleh penduduknya pada abad ke-10.

Situs ini sempat terlupakan oleh peradaban modern hingga Modesto Méndez dan Ambrosio Tut mengunjungi reruntuhan ini pada tahun 1848. Setelah majalah Akademi Sains Berlin menerbitkan kembali laporan tersebut pada tahun 1853, para arkeolog dan pemburu harta karun mulai mengunjungi kawasan ini. Kini situs ini menjadi salah satu tujuan wisata di Guatemala.

Praklasik

Sisa-sisa pertanian di situs ini dapat ditilik kembali paling tidak hingga tahun 1000 SM pada zaman Praklasik Pertengahan.[1] Persembunyian keramik-keramik Mamon yang berasal dari tahun 700-400 SM juga telah ditemukan di dalam ruangan tersegel yang berbentuk seperti botol (chultun) di bawah tanah.[2]

Pembangunan berskala besar di Tikal sudah dimulai pada zaman Praklasik Akhir dan pertama kali dilaksanakan sekitar tahun 400–300 SM, termasuk pembangunan piramida-piramida dan landasan-landasan besar, walaupun kota ini masih kalah jauh bila dibandingkan dengan situs-situs di utara seperti El Mirador dan Nakbe.[1][3] Pada masa itu, Tikal mengikuti kebudayaan Chikanel yang menyebar luas di kawasan Maya utara dan tengah, yaitu sebuah wilayah yang mencakup seluruh Semenanjung Yukatan, Guatemala utara dan timur, serta seluruh wilayah Belize.[4]

Dua kuil yang berasal dari zaman Chikanel akhir memiliki superstruktur bertembok batu yang mungkin memiliki pelengkung korbel, walaupun hal ini masih belum terbukti. Salah satu dari kuil tersebut memiliki lukisan di dinding luarnya yang menggambarkan figur manusia dengan latar belakang berupa pola-pola pilin, dan lukisan ini menggunakan warna kuning, hitam, merah jambu, dan merah.[5]

Pada abad ke-1 M, makam-makam dengan isi yang kaya muncul untuk pertama kalinya, dan Tikal sendiri berkembang secara politik dan budaya ketika tetangga-tetangganya di utara mengalami kemunduran.[1] Pada zaman Praklasik Akhir, seni dan arsitektur berlanggam Izapa dari wilayah pesisir Samudra Pasifik mulai memengaruhi Tikal, seperti yang dapat dilihat dari pahatan-pahatan yang sudah rusak di akropolis dan lukisan-lukisan dinding awal di kota tersebut.[6]

Klasik Awal

Menurut catatan-catatan hieroglif, dinasti penguasa Tikal didirikan oleh Yax Ehb Xook, kemungkinan pada abad ke-1 M.[7] Pada permulaan zaman Klasik Awal (250–550 M), kekuasaan di wilayah Maya terpusat di Tikal dan Calakmul.[8]

Tikal mungkin diuntungkan oleh kejatuhan negara-negara kota besar pada zaman Praklasik seperti El Mirador. Pada zaman Klasik Awal, Tikal mengalami perkembangan pesat dan juga mendorong pertumbuhan kota-kota Maya lainnya di daerah sekitar.[9]

Namun, situs ini sering kali terlibat dalam peperangan, dan inskripsi-inskripsi mengisahkan konflik dan persekutuan dengan negara-negara kota Maya lainnya, seperti Uaxactun, Caracol, Naranjo, dan Calakmul. Situs ini dikalahkan oleh Caracol pada akhir zaman Klasik Awal, dan Caracol kemudian merenggut posisi Tikal sebagai kota terkuat di dataran rendah Maya selatan.[10] Pada permulaan zaman Klasik Awal, Tikal juga berseteru dengan tetangganya, Uaxactun, dan catatan sejarah di Uaxactun mencatat penangkapan tahanan dari Tikal.[11]

Pewarisan kekuasaan antar laki-laki tampaknya sempat terputus pada tahun 317 M ketika Putri Unen Bahlam menunaikan upacara akhir k'atun sebagai seorang ratu.[12]

Tikal dan Teotihuacan  Kota Teotihuacan di Lembah Meksiko tampaknya pernah melakukan campur tangan yang mengubah sejarah Tikal

Raja ke-14 Tikal, Chak Tok Ich'aak,[7] membangun sebuah istana yang kemudian dipelihara dan dikembangkan oleh penguasa-penguasa yang berikutnya dan kini dikenal dengan sebutan Akropolis Pusat.[13] Tidak banyak yang diketahui mengenai Chak Tok Ich'aak kecuali temuan bahwa ia dibunuh pada tanggal 14 Januari 378 M. Pada hari yang sama, Siyah K’ak’ tiba dari barat setelah melintasi kota El Peru.[7] Prasasti 31 menyebut Siyah K’ak’ dengan julukan "Penguasa Barat".[14] Siyah K’ak’ kemungkinan adalah seorang panglima asing yang mengabdi untuk seseorang yang dilambangkan dengan hieroglif non-Maya bergambar pelempar lembing yang dipadukan dengan seekor burung hantu; glif ini diketahui berasal dari kota Teotihuacan di Lembah Meksiko. Kemungkinan Burung-Hantu Pelempar-Lembing pernah menjadi penguasa Teotihuacan. Berdasarkan catatan sejarah ini, terdapat kemungkinan bahwa Siyah K’ak’ melancarkan serangan dari Teotihuacan dan kemudian berhasil mengalahkan raja Tikal yang lalu ditangkap dan dihabisi nyawanya.[15] Siyah K'ak' tampaknya dibantu oleh sebuah faksi politik yang kuat di Tikal.[16] Pada masa penaklukan, sejumlah orang Teotihuacan kelihatannya menetap di dekat kompleks Mundo Perdido.[17] Sang panglima juga menguasai kota-kota lain di kawasan sekitar, termasuk Uaxactun.[1][18] Dalam kurun waktu setahun, anak Burung-Hantu Pelempar-Lembing yang bernama Yax Nuun Ayiin I (Buaya Pertama) dijadikan raja ke-15 Tikal walaupun ia masih kecil, dan ia secara resmi naik takhta pada tanggal 13 September 379.[18][19] Ia berkuasa selama 47 tahun di Tikal dan tetap menjadi vasal Siyah K'ak' hingga akhir hayat sang panglima tersebut. Terdapat kemungkinan bahwa Yax Nuun Ayiin I menikahi seorang wanita dari dinasti penguasa Tikal yang telah dikalahkan, dan pernikahan ini melegitimasi kekuasaan anaknya, Siyaj Chan K'awiil II.[18]

Río Azul ditaklukan oleh Tikal pada masa kekuasaan Yax Nuun Ayiin I. Situs ini lalu menjadi pos luar kota Tikal yang melindunginya dari kota-kota musuh di utara, dan situs tersebut juga menjadi penghubung di jalur dagang menuju Laut Karibia.[20]

Walaupun para penguasa baru di Tikal memiliki latar belakang asing, keturunan mereka dengan segera mengalami proses mayanisasi. Tikal menjadi sekutu dan mitra dagang Teotihuacan yang penting di dataran rendah Maya. Setelah ditaklukan oleh Teotihuacan, Tikal mendominasi wilayah Petén utara dan timur. Uaxactun (ditambah dengan beberapa kota kecil di kawasan sekitar) masuk ke dalam wilayah kerajaan Tikal. Situs-situs lain (seperti Bejucal dan Motul de San José) juga menjadi vasal Tikal. Pada pertengahan abad ke-5, wilayah inti Tikal terbentang hingga paling tidak 25 km di segala arah.[17]

Pada kisaran abad ke-5 juga dibangun pertahanan yang terdiri dari sejumlah parit dan tembok dari tanah di pinggiran utara Tikal, ditambah dengan pertahanan-pertahanan alami berupa rawa-rawa di sebelah timur dan barat kota. Pertahanan tambahan juga dibangun di sebelah selatan. Sistem pertahanan ini melindungi warga Tikal dan sumber daya pertanian mereka dan melingkari wilayah dengan luas sekitar 120 km2.[1] Namun, hasil penelitian dari tahun 2009 menunjukkan bahwa tembok dari tanah berfungsi untuk menyimpan air dan bukan untuk pertahanan.[21]

Tikal dan Copán

Pada abad ke-5, kekuasaan kota ini menjangkau kota Copán di ujung selatan. Pendiri kota tersebut, yaitu K'inich Yax K'uk' Mo', memiliki ikatan dengan Tikal.[13] Copán sendiri bukanlah wilayah yang dihuni oleh etnis Maya, dan pendirian dinasti penguasa di Copán kemungkinan merupakan hasil campur tangan Tikal secara langsung.[22] K'inich Yax K'uk' Mo' tiba di Copán pada Desember 426, dan hasil analisis terhadap sisa-sisa tulangnya menunjukkan bahwa ia melewati masa kecilnya di Tikal.[23] Seseorang yang bernama Ajaw K'uk' Mo' (tuan K'uk' Mo') disebutkan di dalam sebuah teks di Tikal, dan mungkin keduanya adalah orang yang sama.[24] Makamnya memiliki ciri khas Teotihuacan dan ia digambarkan mengenakan pakaian prajurit Teotihuacan. Teks-teks hieroglif menyebutnya sebagai "Penguasa Barat" seperti Siyah K’ak’.[23] Pada saat yang sama, pada akhir tahun 426, Copán mendirikan situs Quiriguá yang terletak tidak jauh dari kota tersebut, dan kemungkinan pendirian ini didukung oleh Tikal.[22] Pendirian kedua kota tersebut mungkin merupakan bagian dari upaya Tikal untuk memperluas wilayah ke daerah Maya tenggara.[25] Tikal sering berhubungan dengan kedua situs ini dalam rentang waktu tiga abad berikutnya.[26]

Persaingan antara Tikal dengan Calakmul dimulai pada abad ke-6. Masing-masing dari kedua kota tersebut membentuk jaringan persekutuan, dan perseteruan di antara mereka telah digambarkan sebagai perang panjang antara dua adidaya Maya. Raja di kedua kota tersebut menggunakan gelar kaloomte', sebuah istilah yang masih belum diterjemahkan secara spesifik, tetapi kurang lebih bermakna "raja agung".[27]

Pada awal abad ke-6, juga terdapat seorang ratu yang menguasai kota Tikal. Ia hanya dikenal dengan nama "Putri Tikal", dan kemungkinan besar ia adalah anak kandung Chak Tok Ich'aak II. Ia tampaknya tidak pernah berkuasa sendiri dan selalu memimpin didampingi penguasa lelaki. Penguasa lelaki pertama yang memimpin bersama dengan sang ratu adalah Kaloomte' B'alam, yang mungkin pernah berkiprah sebagai seorang panglima di Tikal sebelum akhirnya menjadi penguasa ke-19. Putri Tikal sendiri tidak dihitung dalam urutan penguasa Tikal. Kemudian sang ratu berkuasa bersama dengan "Cakar Burung", yang diduga merupakan penguasa ke-20.[27]

Klasik Akhir Masa rumpang  Alun-alun utama selama perayaan titik balik matahari musim dingin

Pada akhir abad ke-6, Tikal tampaknya mengalami krisis yang besar, karena tidak ada lagi prasasti baru yang didirikan dan banyak sekali pahatan-pahatan yang dirusak secara sengaja.[28] Kemudian kota ini memasuki masa "rumpang" dari akhir abad ke-6 hingga akhir abad ke-7, yaitu ketika inskripsi-inskripsi tidak lagi dibuat dan pembangunan-pembangunan berskala besar tidak lagi dilancarkan di Tikal. Periode rumpang di Tikal sebelumnya tidak dapat dijelaskan, hingga akhirnya hasil penguraian epigraf menunjukkan bahwa periode ini dimulai setelah kekalahan Tikal dalam perang melawan persekutuan antara Calakmul dan Caracol[29] pada tahun 562, yang mengakibatkan penangkapan raja Tikal yang kemudian dikorbankan.[1] Altar 21 yang sudah lapuk di Caracol juga menggambarkan kekalahan besar Tikal pada April 562.[13] Kota Tikal sendiri tidak dijarah, tetapi kota ini menjadi kota yang lemah.[30] Setelah berhasil memperoleh kemenangan yang gemilang ini, Caracol mengalami pertumbuhan pesat, dan beberapa penduduk Tikal dipindahkan secara paksa ke sana. Selama masa rumpang ini, paling tidak terdapat satu penguasa Tikal yang mengungsi ke tempat Janaab' Pakal di Palenque, yang merupakan salah satu korban Calakmul lainnya.[31] Calakmul juga berjaya pada saat Tikal sedang merosot.[32]

Para arkeolog telah menjadikan permulaan masa rumpang Tikal sebagai momen yang memisahkan zaman Klasik menjadi Klasik Awal dan Akhir.[33]

Tikal dan Dos Pilas

Pada tahun 629, Tikal mendirikan sebuah pos militer yang terletak sekitar 110 km di sebelah barat daya; pos militer tersebut kelak akan menjadi kota Dos Pilas. Tujuannya adalah untuk mengendalikan perdagangan di aliran Sungai Pasión.[34] B'alaj Chan K'awiil dijadikan penguasa pos baru tersebut saat ia masih berumur empat tahun, dan selama bertahun-tahun ia menjadi bawahan yang setia kepada saudaranya sang raja Tikal.[35] Sekitar dua puluh tahun kemudian, Dos Pilas diserang oleh Calakmul dan mengalami kekalahan. B'alaj Chan K'awiil ditangkap oleh raja Calakmul, tetapi ia tidak dikorbankan. Ia malah diperbolehkan berkuasa sebagai vasal Calakmul.[36] Kemudian ia menyerang Tikal pada tahun 657 dan memaksa penguasanya, Nuun Ujol Chaak, untuk melarikan diri. Dua penguasa pertama Dos Pilas terus menggunakan glif Mutal yang merupakan lambang Tikal, dan mereka mungkin merasa bahwa mereka memiliki klaim yang sah terhadap takhta di Tikal. Namun, entah kenapa B'alaj Chan K'awiil tidak menjadi penguasa baru di Tikal dan tetap berada di Dos Pilas. Tikal melancarkan serangan balasan ke Dos Pilas pada tahun 672, sehingga B'alaj Chan K'awiil lari ke pengasingan selama lima tahun.[37] Calakmul sendiri mencoba mengepung Tikal dengan wilayah-wilayah sekutu Calakmul, seperti El Peru, Dos Pilas, dan Caracol.[38]

Pada tahun 682, Jasaw Chan K'awiil I mendirikan monumen bertanggal pertama di Tikal dalam 120 tahun terakhir, dan ia menggunakan gelar kaloomte', menandai berakhirnya masa rumpang. Ia lalu memulai program pembangunan di kotanya dan juga membalas Calakmul pada tahun 695 dengan menangkap bangsawan mereka. Calakmul lalu mengalami kemunduran dan tidak akan pernah bangkit lagi, dan mereka juga tidak lagi mendirikan tugu-tugu yang memperingati kemenangan.[31]

Tikal setelah kejatuhan Teotihuacán

Pada abad ke-7, tidak ada lagi tanda-tanda keberadaan Teotihuacan di situs-situs Maya, dan pusat kota Teotihuacan sendiri sudah dihancurkan pada tahun 700. Walaupun begitu, pakaian perang yang digambarkan di monumen-monumen Tikal masih bergaya Teotihuacan.[39] Jasaw Chan K'awiil I dan penerusnya, Yik'in Chan K'awiil, melanjutkan perang melawan Calakmul dan sekutunya, dan juga memperkuat kendali di wilayah sekitar Tikal. Wilayah kerajaan Tikal bahkan meluas hingga mencapai daerah Danau Petén Itzá. Kedua penguasa ini sangat berjasa dalam mendirikan banyak bangunan besar yang masih berdiri hingga kini.[40]

Pada tahun 738, Quiriguá (vasal Copán dan sekutu Tikal di selatan) membelot ke pihak Calakmul. Quiriguá lalu berhasil mengalahkan Copán dan meraih kemerdekaannya.[22] Kemungkinan peristiwa ini didalangi oleh Calakmul untuk menjatuhkan sekutu-sekutu Tikal di selatan.[41] Peristiwa ini merusak keseimbangan kekuatan di wilayah Maya selatan dan juga mengakibatkan kemunduran Copán.[42]

Pada abad ke-8, penguasa-penguasa Tikal mengumpulkan tugu-tugu yang tersebar di kota Tikal dan lalu mendirikannya di hadapan Akropolis Utara.[43] Pada akhir abad ke-8 dan awal abad ke-9, kegiatan pembangunan di Tikal mulai melambat. Bangunan besar masih didirikan, tetapi hanya sedikit inskripsi hieroglif yang dibuat untuk para penguasa.[40]

Klasik Terminal

Pada abad ke-9, peristiwa keruntuhan Maya Klasik melanda wilayah dataran rendah Maya selatan. Jumlah penduduk di daerah tersebut merosot dan satu per satu kota tiba-tiba menjadi bisu dalam catatan sejarah.[44] Peperangan yang terus menerus berkecamuk di wilayah Maya mengakibatkan penumpukan populasi Tikal di wilayah yang dekat dengan perkotaan, sehingga pertanian intensif pun semakin digalakkan dan memicu degradasi lingkungan.[45] Pembangunan sendiri masih berlanjut pada permulaan abad tersebut, seperti Kuil III yang merupakan piramida besar terakhir yang dibangun di kota tersebut, serta monumen-monumen yang didirikan untuk menandai k'atun ke-19 pada tahun 810.[46] Permulaan bak'tun ke-10 pada tahun 830 sama sekali tidak dirayakan dan menandai permulaan rumpang selama 60 tahun, kemungkinan akibat bubarnya pemerintahan pusat di Tikal.[47] Pada masa rumpang ini, situs-situs di sekeliling Tikal yang sebelumnya berada di bawah kendali mereka mulai mendirikan monumen-monumen mereka sendiri yang menggambarkan penguasa-penguasa mereka dengan glif lambang Mutal, dan pemerintah di Tikal tampaknya tidak mampu menghentikan mereka.[40] Pada tahun 849, Jewel K'awiil disebutkan dalam sebuah prasasti di Seibal sebagai seorang penguasa ilahi dari Tikal yang sedang berkunjung, tetapi keberadaannya sama sekali tidak tercatat di tempat lain, dan hal ini menunjukkan bahwa kejayaan Tikal pada masa itu sudah sirna. Glif lambang Mutal juga telah diwarisi oleh situs Ixlu dan Jimbal.[47]

Akibat membludaknya penduduk di Tikal dan daerah sekitarnya, wilayah tersebut mengalami penggundulan, erosi, dan kehilangan nutrien tanah, yang kemudian diikuti dengan penurunan jumlah penduduk secara tajam dari tahun 830 hingga 950. Pemerintahan pusat di Tikal tampaknya juga telah bubar.[48] Sejauh ini tidak terdapat cukup bukti yang menunjukkan bahwa kota ini terkena dampak langsung peperangan yang melanda wilayah Maya lainnya pada zaman Klasik Terminal, tetapi gelombang pengungsi dari wilayah Petexbatún mungkin semakin memperparah keadaan yang sudah sangat genting akibat terbatasnya sumber daya alam.[49]

 Pemandangan pusat situs Tikal dari selatan dengan Kuil I di tengah, Akropolis Utara di kiri, dan Akropolis Pusat di kanan

Pada pertengahan akhir abad ke-9, terdapat upaya untuk mendirikan kembali kerajaan di Tikal, seperti yang dapat dilihat dari keberadaan sebuah prasasti yang didirikan di Alun-Alun Besar oleh Jasaw Chan K'awiil II pada tahun 869. Monumen ini merupakan monumen terakhir yang didirikan di Tikal sebelum kota tersebut akhirnya membisu. Situs-situs yang sebelumnya tunduk kepada Tikal (seperti Jimbal dan Uaxactun) juga tidak bertahan lama dan mereka mendirikan monumen terakhir mereka pada tahun 889. Pada akhir abad ke-9, kota Tikal sudah ditinggalkan oleh sebagian besar penduduknya, istananya diduduki oleh penghuni liar, dan rumah-rumah jerami sederhana didirikan di alun-alun upacara kota tersebut. Para penghuni liar juga menutup beberapa pintu masuk di ruangan yang mereka huni dan meninggalkan sampah-sampah yang meliputi limbah rumah tangga dan barang-barang yang bukan kebutuhan pokok seperti alat musik. Mereka menggunakan monumen-monumen yang sudah ada untuk melakukan kegiatan ritual mereka sendiri yang sangat berbeda dari ritual yang ditunaikan oleh para penguasa Tikal. Beberapa monumennya dirusak dan ada yang dipindahkan ke tempat baru. Sebelum kota Tikal benar-benar ditinggalkan, para penguasa lama sudah tidak lagi dihormati. Bahkan ada yang menjelajahi makam-makam di Akropolis Utara untuk mencari batu giok, sementara makam yang lebih mudah ditemukan menjadi korban penjarahan. Setelah tahun 950, Tikal sudah tidak ada lagi penghuninya, walaupun mungkin masih ada yang bertahan di gubuk-gubuk yang tersebar di reruntuhan-reruntuhannya. Mereka pun akhirnya juga meninggalkan kota ini pada abad ke-10 atau ke-11 dan reruntuhannya lalu ditutupi oleh hutan hujan. Beberapa penduduk Tikal mungkin pindah ke kawasan Danau Petén yang masih padat penduduknya walaupun jumlah penduduknya sempat menurun pada paruh pertama abad ke-9.[48][47][49]

Kemungkinan besar penyebab keruntuhan Tikal adalah jumlah penduduk yang berlebihan dan kegagalan panen. Kejatuhan Tikal menjadi tamparan besar bagi peradaban Maya Klasik.[50]

Sejarah modern
Gambar Tikal dari pertengahan abad ke-19 karya seorang pengunjung yang bernama Eusebio Lara  Gambar Tikal dari pertengahan abad ke-19 karya seorang pengunjung yang bernama Eusebio Lara 
Gambar Tikal dari pertengahan abad ke-19 karya seorang pengunjung yang bernama Eusebio Lara
Arkeolog Edwin M. Shook, direktur lapangan Proyek Tikal; Shook juga berperan penting dalam menjadikan Tikal sebagai taman nasional pertama di Guatemala

Pada tahun 1525, conquistador Spanyol Hernán Cortés pernah melewati daerah yang hanya terletak beberapa kilometer dari Tikal, tetapi ia tidak menyebutkan keberadaan reruntuhan ini di dalam surat-suratnya.[51] Setelah frater Spanyol Andrés de Avendaño tersesat di hutan Petén pada awal tahun 1696, ia mendeskripsikan sebuah reruntuhan yang mungkin adalah peninggalan kota Tikal.[52][53]

Seperti halnya reruntuhan-reruntuhan kuno besar lainnya, bukan berarti reruntuhan ini benar-benar telah dilupakan oleh para penduduk setempat. Tampaknya mereka tahu mengenai keberadaan Tikal, dan mereka memandu ekspedisi-ekspedisi Guatemala ke reruntuhan ini pada dasawarsa 1850-an.[54] Catatan sekunder atau tersier mengenai Tikal sendiri mulai dicetak pada abad ke-17, dan catatan-catatan semacam itu kemudian terus bermunculan, termasuk catatan John Lloyd Stephens pada permulaan abad ke-19 (Stephens dan ilustratornya, Frederick Catherwood, mendengar desas desus mengenai sebuah kota yang telah hilang di hutan saat mereka sedang berkelana di wilayah tersebut pada tahun 1839-40). Namun, situs ini terisolasi dari kota-kota modern, sehingga belum ada penjelajah yang mengunjungi Tikal hingga komisioner Petén Modesto Méndez dan gubernur Petén Ambrosio Tut mendatangi situs tersebut pada tahun 1848. Seniman Eusebio Lara menemani mereka, dan catatan perjalanan mereka pun diterbitkan di Jerman pada tahun 1853.[55] Ekspedisi-ekspedisi lain kemudian mulai berdatangan untuk menyelidiki, memetakan, dan mengambil foto di Tikal pada abad ke-19 (termasuk Alfred P. Maudslay pada tahun 1881-82) dan awal abad ke-20.[54]

Pada tahun 1951, landasan udara yang kecil dibangun di reruntuhan ini.[56] Sebelumnya reruntuhan tersebut hanya dapat dijangkau dengan melakukan perjalanan selama beberapa hari melintasi hutan lebat dengan berjalan kaki atau menunggangi bagal. Dari tahun 1956 hingga 1970, Proyek Tikal dari Universitas Pennsylvania melakukan penggalian di situs ini.[57] Mereka berhasil memetakan sebagian besar dari situs ini dan memugar banyak bangunan.[54] Penggalian ini mula-mula dipimpin oleh Edwin M. Shook, dan lalu dikepalai oleh William Coe. Mereka menyelidiki Akropolis Utara dan Alun-Alun Pusat dari tahun 1957 hingga 1969.[58] Proyek Tikal mencatat keberadaan lebih dari 200 monumen di situs ini.[54] Pada tahun 1979, pemerintah Tikal memulai proyek arkeologi di Tikal yang berlangsung hingga tahun 1984.[57]

Sutradara George Lucas menjadikan Tikal sebagai tempat pengambilan gambar untuk bulan rekaan Yavin IV dalam film Star Wars yang pertama kali tayang pada tahun 1977.[59][60] Kuil I di Tikal juga muncul di bagian belakang uang kertas 50 centavo (sen Guatemala).[61]

Tikal kini merupakan tujuan wisata yang dikelilingi oleh taman nasional.[54] Sebuah museum juga dibangun di Tikal pada tahun 1964.[62]

^ a b c d e f Webster 2002, hlm. 262. ^ Coe 1999, hlm. 55. ^ Coe 1999, hlm. 73. ^ Coe 1999, hlm. 73, 80. ^ Coe 1999, hlm. 75. ^ Coe 1999, hlm. 78. ^ a b c Coe 1999, hlm. 90. ^ Miller 1999, hlm. 88-9. ^ Webster 2002, hlm. 191. ^ Sharer & Traxler 2006, hlm. 265. ^ Kelly 1996, hlm. 129. ^ Martin & Grube 2000, hlm. 27. ^ a b c Webster 2002, hlm. 192. ^ Drew 1999, hlm. 199. ^ Coe 1999, hlm. 90-1. ^ Webster 2002, hlm. 133. ^ a b Drew 1999, hlm. 201. ^ a b c Drew 1999, hlm. 200. ^ Coe 1999, hlm. 97. ^ Drew 1999, hlm. 201-2. ^ Silverstein 2009. ^ a b c Wyllys Andrews & Fash 2005, hlm. 407. ^ a b Fash & Agurcia Fasquelle 2005, hlm. 26. ^ Looper 2003, hlm. 37. ^ Looper 2003, hlm. 38. ^ Looper 1999, hlm. 263. ^ a b Webster 2002, hlm. 168-9. ^ Coe 1999, hlm. 94. ^ Miller 1999, hlm. 89. ^ Webster 2002, hlm. 192-3. ^ a b Webster 2002, hlm. 193. ^ Webster 2002, hlm. 194. ^ Miller & Taube 1993, hlm. 20. ^ Salisbury et al 2002, hlm. 1. ^ Salisbury et al 2002, hlm. 2-3. ^ Salisbury et al 2002, hlm. 2. ^ Webster 2002, hlm. 276. ^ Hammond 2000, hlm. 220. ^ Miller 1999, hlm. 105. ^ a b c Webster 2002, hlm. 263. ^ Looper 2003, hlm. 79. ^ Wyllys Andrews & Fash 2005, hlm. 408. ^ Miller 1999, hlm. 33. ^ Martin & Grube 2000, hlm. 52-3. ^ Webster 2002, hlm. 340. ^ Martin & Grube 2000, hlm. 52. ^ a b c Martin & Grube 2000, hlm. 53. ^ a b Webster 2002, hlm. 264. ^ a b Webster 2002, hlm. 273. ^ Webster 2002, hlm. 274. ^ Webster 2002, hlm. 83-4. ^ Jones 1998, hlm. 218-219. ^ Means 1917, hlm. 167. ^ a b c d e Webster 2002, hlm. 261. ^ Kelly 1996, hlm. 139. ^ Kelly 1996, hlm. 140. ^ a b Adams 2000, hlm. 30. ^ Martin & Grube 2000, hlm. 43. ^ Webster 2002, hlm. 29. ^ StarWars.com. ^ Banco de Guatemala. ^ Coe 1988, hlm. 10.
Photographies by:
Statistics: Position
2730
Statistics: Rank
44924

Tambah komentar baru

CAPTCHA
Keamanan
291637584Click/tap this sequence: 6211
Esta pregunta es para comprobar si usted es un visitante humano y prevenir envíos de spam automatizado.

Google street view

Where can you sleep near Tikal ?

Booking.com
494.574 visits in total, 9.222 Points of interest, 405 Destinations, 350 visits today.